hanavvao

MidnightRain

#MidnightRain ; II

— Gauri bukan morning person. Dari dulu jika tidak ada yang membangunkannya untuk menunaikan kewajiban sebagai siswa, maka Gauri akan memilih untuk bolos kelas, karena matanya yang baru terbuka pada pukul delapan pagi.

Namun kali ini alarm ponselnya mampu menganggu tidur seorang Gauri. Bahkan matanya sudah terbuka sepenuhnya, tidak seperti biasanya Gauri kini beranjak dari kasurnya. Berjalan gontai ke kamar mandi, membilas muka, gosok gigi.

“Yeu, ngentot abis nih odol.” Gerutunya, baiklah ia akan mencuci mulutnya saja.

Hampir selesai, Gauri sempatkan merapikan surainya.

Ini sudah hampir pukul delapan pagi dimana Seno, alias dosen — atau kekasihnya akan mengunjungi kosnya. Ah sedikit cerita tentang bagaimana semua hubungan ini berjalan dan itu bukan Gauri yang memulai.

Hubungan gelap mereka sudah hampir berjalan satu tahun, dan Seno lah yang memulai semuanya. Gauri yang kala itu hanya mahasiswa kupu-kupu pun mulai mengetahui betapa jeleknya modus dari si Dosen.

Seno kerap kali mengirimkan pesan dengan niat menggoda dirinya, bahkan pria tua itu tidak sungkan untuk mengajaknya makan siang. Jika kalian pikir Gaur menolak, maka itu salah, Gauri bahkan menanggapinya dengan sangat lantang. Entah mengapa pikirannya merasa tertantang akan situasi yang terjadi kedepannya.

Lagi pula, menjadi simpanan seorang Dosen sudah sangat lumrah di kehidupan sekarang bukan?

Ketukan pada pintu kamarnya berhasil membawa Gauri untuk membuka pintunya.

“Lama!” Seno tersenyum gemas lalu mencubit pipi gembul Gauri.

“Nyari sarapan dulu sayang, baru bangun ya? Kebo dasar.”

“Siapa suruh dateng pagi-pagi, Om tau sendiri aku orangnya paling anti bangun pagi-pagi.”

“Iya-iya, maafin ya say–”

“Mas Seno?”

Sialan. Kata itu terus muncul di dalam hati seorang Seno. “Gusti?”

“Kamu tinggal disini toh Ti?” Gauri heran, mengapa guru konseling yang sempat menarik perhatiannya tiba-tiba disini?

Lalu? Seno dan Gusti saling mengenal? Wah.

“Haha iya Mas, pindah kemarin. Mas ngapain kesini dan… Lho? Ini Kakaknya Alam ya?” Senyum formal Gauri berikan dan mengangguk kecil.

Tunggu, mari kita dengarkan alasan apa yang akan Seno keluarkan untuk menjawab pertanyaan Gusti ini.

“Ini Jagad asisten Mas di kampus.” Emang udah beda level Seno ini.

Sementara Gauri hanya mengangguk kecil, ah ia juga perlu berakting sekarang.

“Oh ya Gad, ini Gusti adik ipar saya.”

Terkejut? Tentu. Tapi, semuanya lagi-lagi mudah dialihkan hanya dengan sebuah senyuman kecil seorang Gusti. Gusti, Gusti Pamungkas.

His smile is sweet, his personality perhaps a bit humorous? But still, that strong jawline hints that he also has a serious side and is very firm in his convictions. It takes hard work to get even a little way into his life. Dan, Gauri mungkin akan berusaha keras untuk itu.